langsung aja yaa ini aku dapet dari instagram aku... follow yak :3 @aziima27 jangan lupaaa =)
>> yang bikin greget itu, saat liat anak SD berpacaran. dan saat mereka bertengkar, salah satunya bilang gini, "BISA GA SIH BERPIKIR DEWASA?"
>> jika pasangan mu akhir akhir ini suka marah marah ga jelas, diamkan sejenak.... goreng dan tiriskan.
>> giliran dijauhin malah maju, giliran dideketin malah mundur, situ orang apa syahrini?
>> saatnya bokep, bobok cakep :3
>> situ jangan bilang sini ga niat ngejar situ. nah, situ sendiri niat dikejar apa masih kejebak masa lalu? :"
>> mantan itu ibaratkan HP yang di silent, walapun engga ada bunyinya, getarannya tetep berasa
>> sebenarnya pacar orang adalah pacar kita juga, karena kita adalah orang. (bener ga? haha)
>> gue punya temen cewe, yang hobinya nangis mulu, sebenernya dia pacaran sama manusia apa bawang sih?
>> bahagia itu begini : dipeluk kamu dari belakang terus kamu bilang "sudah aku transfer sayang, dicek yahh..."
nah... udahan dulu yah... semoga terhibur :))
Hello World !!
Jumat, 24 Oktober 2014
Jumat, 10 Agustus 2012
Cara Biar Banyak yang Follow di Twitter
Banyak teori yang mengatakan untuk mendapatkan banyak follower
twitter, kita perlu menulis tweet yang berkualitas. Tak hanya itu, kita
juga harus sering share ide-ide keren sehingga banyak yang follow akun
twitter kita. Tapi tahu gak atas dasar apa orang follow twitter kita? Ngak semuanya karena berharap konten, rata-rata mereka follow karena
kenal dengan pemilik twitternya. Maka nggak salah kalau para artis,
penulis, ulama dan orang-orang yang terkenal punya banyak follower.
Follower Twitter Instant
Nah, buat kita-kita yang orang-orang biasa, nggak terkenal dan ngetweet-pun asal ngetweet aja, gimana bisa dapat follower twitter banyak? Gampang cuiyy.- Gabung dengan twiends. Klik disini Cuiyy !!
- Biar cepet, gunakan tombol pendaftaran twitter aja.
- Setelah masuk, anda tinggal klik follow orang-orang yang ngasih seed tinggi (ada di bawah foto mereka).
- Nah, di sebelah kanan ada jumlah seed yang anda miliki. Seed ini dipakai untuk nyari follower twitter.
- Misalnya seed anda 100 dan anda setting 2 seed per follower, maka berarti anda akan mendapatkan 50 follower baru.
- Begitu deh seterusnya terserah anda mau dapat berapa follower.
- Kalau punya duit, anda bisa juga lho beli seed-nya jadi udah nggak perlu follow2 lagi untuk dapatin seed.. enak kan?
Rabu, 14 Desember 2011
Hakekat Sila Sila pada PANCASILA
Pendahuluan
Pancasila yang
terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Suatu
kesatuan dari bagian-bagian
2.
Bagian-bagian
tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3.
Saling
berhubungan dan saling ketergatungan
4.
Keseluruhannya
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
5.
Terjadi
dalam satu lingkaran yang kompleks (Shore dan Voich, 1974)
Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri
khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme,
idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.
Unsur-Unsur Pancasila
Dari sila pertama, mengandung makna Bangsa Indonesia percaya bahwa
Tuhan itu ada. Terbukti dengan adanya bentuk kepercayaan dan agama yang ada di
Indonesia sepanjang sejarahnya. Oleh karena itu,unsur ketuhanan memang terdapat
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan baradab sudah terdapat
dalam diri bangsa Indonesia sejak dahulu, Ditinjau dari segi waktu maka unsur
kemanusiaan yang adil dan beradab telah berjalan sepanjang masa
berkesinambungan dari generasi satu ke generasi lain laksana rantai-rantai yang
tidak ada putus-putusnya.
Dari sila ketiga mengandung makna bahwa persatuan tetap hidup dalam
barbagai bentuknya baik bersifat lokal maupun bersifat nasional. Persatuan
Indonesia telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu dan akan terus
berlangsung selama bangsa Indonesia masih ada.
Sila keempat
mengandung makna bahwa masyarakat Indonesia terkenal dengan kehidupan yang
guyub dan rukun, penuh dengan tenggang rasa, mau memberi dan menerima, tidak
ingin menang sendiri, berhulupis kuntul baris, saiyeg saeka kapti. Kehidupan
yang demikian ini berlangsung terus sesuai dengan kemajuan serta perkembangan
zaman.
Cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang penuh
kebahagiaan bukanlah hal yang baru bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Seperti terdapat dalam sila kelima yang mengandung makna bahwa unsur sosial
lebih menonjol daripada unsur individu. Hubungan sosial adalah bukti bagaimana
mereka menerapkan nilai keadilan dalam kehidupan masyarakat.
Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem
1.
Bersifat
Organis
Isi sila-sila Pnacasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan
peradaban, dalam arti setiap sila merupakan unsur atau bagian mutlak dari
kesatuan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yang
majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri. Di
samping itu, di antar sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Kesatuan
sila-sila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filisofis
bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi
dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia "monopluralis"
yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani dan rohani, sifat kodrat
individu dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri. Unsur-unsur itu
merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis harmonis.
2.
Bersifat
Hierakhis dan Berbentuk Piramida
Sifat
hierarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam susunan Pancasila, di mana sila
pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya, sila kedua
didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat dan
kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta
mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai
sila pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelima, sila
kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Hierakhis
dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas
(kuantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila
menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari sila-sila
sebelumnya atau atasnya.
Dengan
demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila mempunyai ikatan yang kuat pada
setiap silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila merupakansuatu keseluruhan
yang bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi
basis dai sila-sila Pancasila berikutnya.
Bunyi rumus itu adalah sebagai di bawah ini :
Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
meliputi dan menjiwai sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah diliputi dan dijiwai oleh silaKetuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan
menjiwai sila-sila Persatuan Indonesia,Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan,Keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah
diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, meliputi dan menjiwai sila-sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sila
keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang MahaEsa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, meliputi dan menjiwai sila Keadilan
sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi
dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
3.
Saling
Mengisi dan Mengkualifikasi
Kesatuan
sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hierakhis piramidal juga memiliki
sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa
setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain dalam
setiap sila Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
Rangkaian.
kesatuan keseluruhan sila-sila Pancasila yang diwujudkan melalui rumus saling
mengkualifikasi. Bunyi rumus itu ialah sebagai di bawah :
Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil adan beradab, yang berpersatuan
Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah kemanusiaan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan
Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagiseluruh rakyat
Indonesia.
Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah
persatuan yang berketuhanan Yang Maha Esa yangberkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam
permusyawaratari/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan adalah kerakyatan yang
berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia adalah keadilan sosial yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratn/perwakilan.
Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu
Sistem Filsafat
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem
filsafat dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif.
Cara
deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
Cara
induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala
itu.
- Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi,
menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Bidang
ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan)
manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika dan kesemestaan atau
kosmonologi.
Dasar
ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis,
oleh karenanya disebut dasar antropologis. Subyek pendukungnya adalah manusia,
yakni : yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
berkerakyatan dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang
sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat
negara dan pendukung pokok negara adalah manusia (Notonagoro, 1975:23).
2.
Landasan
Epistemologis
Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila merupakan pedoman atau dasar
bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar manusia
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila
dalam pengertian ini telah menjadi sistem cita-cita atau keyakinan yang telah
menyangkut praksis, karena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau
kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam hal ini filsafat
berarti telah menjelma menjadi ideologi (Abdulgani, 1986). Sebagai suatu
ideologi maka Pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat menarikloyalitas
dari pendukungnya yaitu :
a.
Logos
yaitu rasionalitas atau penalarannya.
b.
Pathos
yaitu penghayatan.
c.
Ethos
yaitu kesusilaan. (Wibisono, 1996:3)
Dasar
epistomologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologisnya. Pancasila sebagai ideologi bersumber pada nilai-nilai filsafat
Pancasila (Pranarka, 1996:32)
Terdapat
tiga persoalan yang mendasar dalam epistomologi yaitu tentang sumber
pengetahuan manusia, tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, dan tentang
watak pengetahuan manusia (Titus, 1984:20)
3.
Landasan
Aksiologis
Sila-sila
sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya
sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga
merupakan suatu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal
ini tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam
menentukan tentang pengertian nilai dan hierakhinya.
Max
Ssheler mengemukakan bahwa nilai yang ada tidak sama luhurnya dan tidak sama
tingginya. Menurutnya tinggi rendahnya nilai dapat digolongkan pada empat
tingkatan, yaitu :
a.
Nilai-nilai
kenikmatan, nilai ini berkaitan dengan indra manusia.
b.
Nilai-nilai
kehidupan, nilai ini terdapat nilai-nilai penting bagi kehidupan seperti
kesegaran jasmani.
c.
Nilai-nilai
kejiwaan, nilai ini tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.
d.
Nilai
kerohanian, nilai ini terdapat modalitas nilai dari yang suci. (Driyarkara,
1978)
Tetapi menurut
Notonagoro nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a.
nilai
material yang berguna bagi jasmani manusia
b.
nilai
vitalis yang berguna untuk mengadakan suatu aktifitas
c.
nilai
kerohanian yang berguna bagi rohani manusia
Hakikat Pancasila
Sebagai
ideologi, Pancasila berhakikat (berperanan utama) sebagai :
a)
pandangan hidup
bangsa
b)
dasar negara
c)
tujuan nasional
(negara)
Sebagai
pandangan hidup bangsa, hakikat Pancasila diwujudkan dalam P-4 (yang saat ini
dicabut oleh MPR hasil Sidang Istimewa 1998), yang lebih lanjut dilaksanakan
dalam bentuk Anggaran Dasar bagi masing-masing organisasi sosial-politik
(seperti Ormas, LSM, Parpol) dan Kode-Etik bagi masing-masing organisasi profesi
atau keahlian (seperti IDI, PGRI, Ikahi) yang teknis operasionalnya berbentuk
Anggaran Rumah Tangga.
Sebagai
dasar negara, hakikat Pancasila diwujudkan dalam Batang Tubuh UUD 1945, yang
lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan (Tap. MPR,
UU, PP, Keppres, Perda, dst.) yang teknis operasionalnya berbentuk Surat Edaran
berupa Petunjuk Pelaksanaan atau Petunjuk Teknis.
Sebagai
tujuan nasional bangsa dan negara, hakikat Pancasila diwujudkan dalam
Garis-garis Besar dari Haluan Negara yang lebih lanjut dilaksanakan dalam
bentuk Repetanas (seperti APBN) yang teknis operasionalnya berupa Proyek (seperti
DIP/DUK, DIK, DIKS).
Dengan demikian, hakikat pandangan
hidup Pancasila berbentuk pada norma moral bangsa Indonesia; hakikat dasar
negara Pancasila berbentuk pada norma hukum negara Indonesia; dan hakikat
tujuan nasional/negara Pancasila berbentuk pada norma politik (kebijakan)
pembangunan nasional Indonesia. Pemahaman tersebut bersumber pada kerangka dan
substansi nilai-nilai yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Pembukaan ini
merupakan Teks Proklamasi Kemerdekaan NKRI yang lengkap dan terinci. Teks
Proklamasi itu sendiri lahir melalui proses sejarah perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia, dari yang semula sebagai budaya suku-suku asli, berkembang
dalam budaya kerajaan-kerajaan besar (Kutai, Sriwijaya, Majapahit, dst),
kemudian dipengaruhi oleh budaya agama-agama/penjajah-penjajah, sampai akhirnya
dipengaruhi pula oleh ideologi-ideologi besar dunia (bahkan sampai kini di era
globalisasi informasi). Jadi, hakikat Pancasila (demikian pula UUD 1945) tidak
lahir secara mendadak, tetapi mereka ditempa oleh sejarah lahirnya Indonesia
sebagai suatu bangsa.
Nilai-Nilai
Pancasila
Pandangan
mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan falsafah kehidupan
masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat. Pancasila
memandang bahwa kebahagian manusia akan tercapai jika ditumbuh-kembangkan
hubungan yang serasi antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia
dengan tuhan.
Apabila
memahami nilai-nilai dari sila-sila pancasila akan terkandung beberapa hubungan
manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antar hubungan tersebut,
yaitu sebagai berikut :
1.
Hubungan
Vertikal
Adalah hubungan
manusia dengan Tuhan sebagai penjelma dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam hubunganny dengan itu, manusia memiliki kewajiban-kewajiban untuk
melaksanakan perintah-Nya dan menjahi larangan-Nya, sedangkan hak-hak yang
diterima manusia adalah rahmat yang tidak terhingga yang diberikan dan
pembalasan amal perbuatan di akhirat nanti.
2.
Hubungan
Horisontal
Adalah hubungan
manusia dengan sesamanya baik dalam fungsi sebagai warga masyarakat, warga
bangsa maupun warga negara. Hubungan itu melahirkan hak dan kewajiban yang
seimbang.
3.
Hubungan
Alamiah
Adalah hubungan
manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam denga
segala kekayaannya. Seluruh alam dengan segala isinya adalah untuk kebutuhan
manusia. Manusia berkewajiban untuk melestarikan karena alam mengalami
penyusutan sedangkan manusia terus bertambah. Oleh karena itu, memelihara
kelestarian alam merupakan kewajiban manusia, sedangkan hak yang diterima
manusia dari alam sudah tidak terhingga banyaknya.
Arti dan Makna Sila-Sila Pada Pancasila
Arti dan
Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa
1.
Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab
pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa.
2.
Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing
dan beribadah menurut agamanya.
3.
Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
4.
Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan
beragama.
5.
Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi
ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing.
6.
Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya
agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
Arti dan
Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai
makhluk Tuhan.
2.
Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala
bangsa.
3.
Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.
Arti
dan Makna Sila Persatuan Indonesia
1.
Nasionalisme.
2.
Cinta bangsa dan tanah air.
3.
Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.
4.
Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan,
keturunan dan perbedaan warna kulit.
5.
Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
Arti dan
Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
1.
Hakikat sila ini adalah demokrasi.
2.
Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama
secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.
3.
Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran
bersama.
Arti dan
Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1.
Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti
dinamis dan meningkat.
2.
Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi
kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.
3.
Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat
dapat bekerja sesuai dengan bidangnya.
Dalam
lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi (keadilan
segitiga) yaitu:
1.
Keadilan distributive, yaitu
hubungan keadilan antara Negara dengan warganya. Negara wajib memenuhi keadilan
terhadap warganya yaitu wajib membagi-bagikan terhadap warganya apa yang telah
menjadi haknya.
2.
Keadilan bertaat (legal), yaitu
hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara. Jadi dalam pengertian
keadilan legal ini negaralah yang wajib memenuhi keadilan terhadap negaranya.
3.
Keadilan komulatif, yaitu keadilan
antara warga Negara yang satu dengan yang lainnya, atau dengan perkataan lain
hubungan keadilan antara warga Negara.
Selain itu
secara kejiwaan cita-cita keadilan tersebut juga meliputi seluruh unsur
manusia, jadi juga bersifat monopluralis . sudah menjadi bawaan hakikatnya
hakikat mutlak manusia untuk memenuhi kepentingan hidupnya baik yang ketubuhan
maupun yang kejiwaan, baik dari dirinya sendiri-sendiri maupun dari orang lain,
semua itu dalam realisasi hubungan kemanusiaan selengkapnya yaitu hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dan
hubungan manusia dengan Tuhannya.
Langganan:
Postingan (Atom)