Jumat, 24 Oktober 2014

Kumpulan kata kata lucu part 1

langsung aja yaa ini aku dapet dari instagram aku... follow yak :3 @aziima27 jangan lupaaa =)

>> yang bikin greget itu, saat liat anak SD berpacaran. dan saat mereka bertengkar, salah satunya bilang gini, "BISA GA SIH BERPIKIR DEWASA?"

>> jika pasangan mu akhir akhir ini suka marah marah ga jelas, diamkan sejenak.... goreng dan tiriskan.

>> giliran dijauhin malah maju, giliran dideketin malah mundur, situ orang apa syahrini?

>> saatnya bokep, bobok cakep :3

>> situ jangan bilang sini ga niat ngejar situ. nah, situ sendiri niat dikejar apa masih kejebak masa lalu? :"

>> mantan itu ibaratkan HP yang di silent, walapun engga ada bunyinya, getarannya tetep berasa

>> sebenarnya pacar orang adalah pacar kita juga, karena kita adalah orang. (bener ga? haha)

>> gue punya temen cewe, yang hobinya nangis mulu, sebenernya dia pacaran sama manusia apa bawang sih?

>> bahagia itu begini : dipeluk kamu dari belakang terus kamu bilang "sudah aku transfer sayang, dicek yahh..."

nah... udahan dulu yah... semoga terhibur :))

Jumat, 10 Agustus 2012

Cara Biar Banyak yang Follow di Twitter

Banyak teori yang mengatakan untuk mendapatkan banyak follower twitter, kita perlu menulis tweet yang berkualitas. Tak hanya itu, kita juga harus sering share ide-ide keren sehingga banyak yang follow akun twitter kita. Tapi tahu gak atas dasar apa orang follow twitter kita? Ngak semuanya karena berharap konten, rata-rata mereka follow karena kenal dengan pemilik twitternya. Maka nggak salah kalau para artis, penulis, ulama dan orang-orang yang terkenal punya banyak follower.



Follower Twitter Instant

Nah, buat kita-kita yang orang-orang biasa, nggak terkenal dan ngetweet-pun asal ngetweet aja, gimana bisa dapat follower twitter banyak? Gampang cuiyy.
  1. Gabung dengan twiends. Klik disini Cuiyy !!
  2. Biar cepet, gunakan tombol pendaftaran twitter aja.
  3. Setelah masuk, anda tinggal klik follow orang-orang yang ngasih seed tinggi (ada di bawah foto mereka).
  4. Nah, di sebelah kanan ada jumlah seed yang anda miliki. Seed ini dipakai untuk nyari follower twitter.
  5. Misalnya seed anda 100 dan anda setting 2 seed per follower, maka berarti anda akan mendapatkan 50 follower baru.
  6. Begitu deh seterusnya terserah anda mau dapat berapa follower.
  7. Kalau punya duit, anda bisa juga lho beli seed-nya jadi udah nggak perlu follow2 lagi untuk dapatin seed.. enak kan?
nah jangan lupa follow aku juga yaa haha @ziee_162927

Rabu, 14 Desember 2011

Hakekat Sila Sila pada PANCASILA


Pendahuluan
            Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut            :
1.      Suatu kesatuan dari bagian-bagian
2.      Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3.      Saling berhubungan dan saling ketergatungan
4.      Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
5.      Terjadi dalam satu lingkaran yang kompleks (Shore dan Voich, 1974)
Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.
Unsur-Unsur Pancasila
Dari sila pertama, mengandung makna Bangsa Indonesia percaya bahwa Tuhan itu ada. Terbukti dengan adanya bentuk kepercayaan dan agama yang ada di Indonesia sepanjang sejarahnya. Oleh karena itu,unsur ketuhanan memang terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan baradab sudah terdapat dalam diri bangsa Indonesia sejak dahulu, Ditinjau dari segi waktu maka unsur kemanusiaan yang adil dan beradab telah berjalan sepanjang masa berkesinambungan dari generasi satu ke generasi lain laksana rantai-rantai yang tidak ada putus-putusnya.
            Dari sila ketiga mengandung makna bahwa persatuan tetap hidup dalam barbagai bentuknya baik bersifat lokal maupun bersifat nasional. Persatuan Indonesia telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu dan akan terus berlangsung selama bangsa Indonesia masih ada.
            Sila keempat mengandung makna bahwa masyarakat Indonesia terkenal dengan kehidupan yang guyub dan rukun, penuh dengan tenggang rasa, mau memberi dan menerima, tidak ingin menang sendiri, berhulupis kuntul baris, saiyeg saeka kapti. Kehidupan yang demikian ini berlangsung terus sesuai dengan kemajuan serta perkembangan zaman.
            Cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang penuh kebahagiaan bukanlah hal yang baru bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Seperti terdapat dalam sila kelima yang mengandung makna bahwa unsur sosial lebih menonjol daripada unsur individu. Hubungan sosial adalah bukti bagaimana mereka menerapkan nilai keadilan dalam kehidupan masyarakat.
Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem
1.      Bersifat Organis
Isi sila-sila Pnacasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam arti setiap sila merupakan unsur atau bagian mutlak dari kesatuan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri. Di samping itu, di antar sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Kesatuan sila-sila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filisofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia "monopluralis" yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani dan rohani, sifat kodrat individu dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri. Unsur-unsur itu merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis harmonis.

2.      Bersifat Hierakhis dan Berbentuk Piramida
Sifat hierarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam susunan Pancasila, di mana sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya, sila kedua didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelima, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Hierakhis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari sila-sila sebelumnya atau atasnya.
Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila mempunyai ikatan yang kuat pada setiap silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila merupakansuatu keseluruhan yang bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dai sila-sila Pancasila berikutnya.
Bunyi rumus itu adalah sebagai di bawah ini :

Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai oleh silaKetuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai sila-sila Persatuan Indonesia,Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan,Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai sila-sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang MahaEsa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, meliputi dan menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

3.      Saling Mengisi dan Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hierakhis piramidal juga memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain dalam setiap sila Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
Rangkaian. kesatuan keseluruhan sila-sila Pancasila yang diwujudkan melalui rumus saling mengkualifikasi. Bunyi rumus itu ialah sebagai di bawah :
Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil adan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia.

Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berketuhanan Yang Maha Esa yangberkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratari/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan adalah kerakyatan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan sosial yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn/perwakilan.

Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

                Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat  dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif.
Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.
  1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika dan kesemestaan atau kosmonologi.
Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karenanya disebut dasar antropologis. Subyek pendukungnya adalah manusia, yakni : yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara adalah manusia (Notonagoro, 1975:23).
2.      Landasan Epistemologis
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian ini telah menjadi sistem cita-cita atau keyakinan yang telah menyangkut praksis, karena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam hal ini filsafat berarti telah menjelma menjadi ideologi (Abdulgani, 1986). Sebagai suatu ideologi maka Pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat menarikloyalitas dari pendukungnya yaitu     :
a.       Logos yaitu rasionalitas atau penalarannya.
b.      Pathos yaitu penghayatan.
c.       Ethos yaitu kesusilaan. (Wibisono, 1996:3)
Dasar epistomologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai ideologi bersumber pada nilai-nilai filsafat Pancasila (Pranarka, 1996:32)
Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistomologi yaitu tentang sumber pengetahuan manusia, tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, dan tentang watak pengetahuan manusia (Titus, 1984:20)
3.      Landasan Aksiologis
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tentang pengertian nilai dan hierakhinya.
Max Ssheler mengemukakan bahwa nilai yang ada tidak sama luhurnya dan tidak sama tingginya. Menurutnya tinggi rendahnya nilai dapat digolongkan pada empat tingkatan, yaitu            :
a.       Nilai-nilai kenikmatan, nilai ini berkaitan dengan indra manusia.
b.      Nilai-nilai kehidupan, nilai ini terdapat nilai-nilai penting bagi kehidupan seperti kesegaran jasmani.
c.       Nilai-nilai kejiwaan, nilai ini tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.
d.      Nilai kerohanian, nilai ini terdapat modalitas nilai dari yang suci. (Driyarkara, 1978)
Tetapi menurut Notonagoro nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu     :
a.       nilai material yang berguna bagi jasmani manusia
b.      nilai vitalis yang berguna untuk mengadakan suatu aktifitas
c.       nilai kerohanian yang berguna bagi rohani manusia

Hakikat Pancasila

          Sebagai ideologi, Pancasila berhakikat (berperanan utama) sebagai   :
a)     pandangan hidup bangsa
b)    dasar negara
c)     tujuan nasional (negara)

Sebagai pandangan hidup bangsa, hakikat Pancasila diwujudkan dalam P-4 (yang saat ini dicabut oleh MPR hasil Sidang Istimewa 1998), yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Anggaran Dasar bagi masing-masing organisasi sosial-politik (seperti Ormas, LSM, Parpol) dan Kode-Etik bagi masing-masing organisasi profesi atau keahlian (seperti IDI, PGRI, Ikahi) yang teknis operasionalnya berbentuk Anggaran Rumah Tangga.

Sebagai dasar negara, hakikat Pancasila diwujudkan dalam Batang Tubuh UUD 1945, yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan (Tap. MPR, UU, PP, Keppres, Perda, dst.) yang teknis operasionalnya berbentuk Surat Edaran berupa Petunjuk Pelaksanaan atau Petunjuk Teknis.

Sebagai tujuan nasional bangsa dan negara, hakikat Pancasila diwujudkan dalam Garis-garis Besar dari Haluan Negara yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Repetanas (seperti APBN) yang teknis operasionalnya berupa Proyek (seperti DIP/DUK, DIK, DIKS).

            Dengan demikian, hakikat pandangan hidup Pancasila berbentuk pada norma moral bangsa Indonesia; hakikat dasar negara Pancasila berbentuk pada norma hukum negara Indonesia; dan hakikat tujuan nasional/negara Pancasila berbentuk pada norma politik (kebijakan) pembangunan nasional Indonesia. Pemahaman tersebut bersumber pada kerangka dan substansi nilai-nilai yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Pembukaan ini merupakan Teks Proklamasi Kemerdekaan NKRI yang lengkap dan terinci. Teks Proklamasi itu sendiri lahir melalui proses sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, dari yang semula sebagai budaya suku-suku asli, berkembang dalam budaya kerajaan-kerajaan besar (Kutai, Sriwijaya, Majapahit, dst), kemudian dipengaruhi oleh budaya agama-agama/penjajah-penjajah, sampai akhirnya dipengaruhi pula oleh ideologi-ideologi besar dunia (bahkan sampai kini di era globalisasi informasi). Jadi, hakikat Pancasila (demikian pula UUD 1945) tidak lahir secara mendadak, tetapi mereka ditempa oleh sejarah lahirnya Indonesia sebagai suatu bangsa.

Nilai-Nilai Pancasila

Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat. Pancasila memandang bahwa kebahagian manusia akan tercapai jika ditumbuh-kembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan tuhan.
Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila pancasila akan terkandung beberapa hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antar hubungan tersebut, yaitu sebagai berikut :
1.      Hubungan Vertikal
Adalah hubungan manusia dengan Tuhan sebagai penjelma dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubunganny dengan itu, manusia memiliki kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjahi larangan-Nya, sedangkan hak-hak yang diterima manusia adalah rahmat yang tidak terhingga yang diberikan dan pembalasan amal perbuatan di akhirat nanti.
2.      Hubungan Horisontal
Adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsi sebagai warga masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Hubungan itu melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang.
3.      Hubungan Alamiah
Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam denga segala kekayaannya. Seluruh alam dengan segala isinya adalah untuk kebutuhan manusia. Manusia berkewajiban untuk melestarikan karena alam mengalami penyusutan sedangkan manusia terus bertambah. Oleh karena itu, memelihara kelestarian alam merupakan kewajiban manusia, sedangkan hak yang diterima manusia dari alam sudah tidak terhingga banyaknya.




















Arti dan Makna Sila-Sila Pada Pancasila

Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa
1.      Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa.
2.      Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
3.      Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
4.      Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
5.      Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing.
6.      Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.

Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1.     Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.
2.      Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
3.      Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.
 Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia
1.      Nasionalisme.
2.      Cinta bangsa dan tanah air.
3.      Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.
4.      Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit.
5.      Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
1.      Hakikat sila ini adalah demokrasi.
2.      Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.
3.      Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.

Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1.      Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.
2.      Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.
3.      Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya.
Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi (keadilan segitiga) yaitu:
1.     Keadilan distributive, yaitu hubungan keadilan antara Negara dengan warganya. Negara wajib memenuhi keadilan terhadap warganya yaitu wajib membagi-bagikan terhadap warganya apa yang telah menjadi haknya.
2.     Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara. Jadi dalam pengertian keadilan legal ini negaralah yang wajib memenuhi keadilan terhadap negaranya.
3.     Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga Negara yang satu dengan yang lainnya, atau dengan perkataan lain hubungan keadilan antara warga Negara.
Selain itu secara kejiwaan cita-cita keadilan tersebut juga meliputi seluruh unsur manusia, jadi juga bersifat monopluralis . sudah menjadi bawaan hakikatnya hakikat mutlak manusia untuk memenuhi kepentingan hidupnya baik yang ketubuhan maupun yang kejiwaan, baik dari dirinya sendiri-sendiri maupun dari orang lain, semua itu dalam realisasi hubungan kemanusiaan selengkapnya yaitu hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dan hubungan manusia dengan Tuhannya.